Wednesday, February 17, 2016

BAGONG DAN CEMPLI


Dari tadi pagi Bagong sudah tegang melihat Cempli melenggak-lenggok di depannya. Ini akan jadi pengalamannya yang pertama seandainya ia bisa bercinta dengan Sang Ratu. Bukan karena Bagong terbiasa bercinta dengan golongan biasa, ia bahkan belum sekali pun menjamah ranum pangkal paha. Ia baru mekar. Baru sekali ini merasakan berahi saat perkakasnya tegang. Biasanya yang begitu terjadi hanya saat ia kencing saja.

”Hei! Yang kau incar itu tak pantas untukmu. Kecantikannya tak sepadan dengan badanmu yang kudisan menahun begitu!” Lugut terkikik melihat kawannya tlisikan menggaruk-garuk pantat sepanjang hari.

Bagong tak acuh. Ia bahkan tak peduli ketika di depan matanya Kili menggagahi Cempli dengan erangan selama setengah jam. Ia menunggu di pojokan. Mempelajari cara Kili mendekati Cempli yang jinak-jinak merpati.

Sore hari ketika yakin Cempli sudah cukup istirahat dan segar kembali, Bagong mendekat. Gemetar merayunya.

”Kamu sudah besar, Nak. Sebaiknya kau cari pasangan segera. Jangan menempel ibu terus begini.” Cempli mengelus kepala Bagong yang mulai menyundul-nyundul dadanya yang penuh lemak.

Bagong tetap merangsek sambil menguik-nguik berusaha mencium bokong Cempli, ibunya. Berahinya penuh. Tenaganya melimpah. Badan Cempli yang gemuk dan berlemak mulai dinaikinya dari belakang. Tampak jomplang, karena tubuh Bagong hanya separuh ukuran tubuh ibunya.

Ibu dan anak itu bertunggangan. Menguik-nguik penuh berahi. Meski susah payah, Bagong berhasil mengawini Cempli. Di pojokan kandang berlumpur, di bawah tatapan kawanan lain, mereka berdua mengerang selama setengah jam.

Cuma babi yang mengawini ibunya sendiri!

 #NulisBarengAlumni
#TemaBabi
#KF14





Saturday, February 6, 2016

BEGINI CARAKU MENCINTAIMU

Cerita tak melulu soal kata-kata
Hikayat juga tak selalu biru
Karena di kertas yang berdebu
Lama tak ku sentuh pena

Apakah kau lihat, Cinta?
Di bentangan langit yang mendung
Atau di hamparan bukit dan gunung
Kisah-kisah telah tereja

Tentang perjalanan mencari hati
Mulai dari balik bebatuan
Hingga tertumpuk dengan gemawan
Ini belum saatnya berhenti

Mengikat janji di depan altar
Bukan akhir dari pencarian ini
Kulihat hatimu masih berlari
Menyongsong bayang tersamar

Setidaknya kau hampiriku sejenak
Kemarilah, aku akan menulis
Kita pernah bersama dalam kisah yang manis
Setelah itu, silakan ciptakan jarak

Aku takkan lagi mengikatmu, Cinta ...



#NulisBarengAlumni
#Ikhlas






Tuesday, January 5, 2016

SESUNGGUHNYA BAHAGIA

Melepasmu untuk bahagia, sungguh tak sulit. Kau adalah gadis yang sangat layak mendapatkan seluruh cinta dalam semesta. Aku cukup senang menjadi bagian dari perjalananmu mencari cinta, meski letakku hanya di tepian saja. Apalagi pilihan labuhmu adalah lelaki baik yang pasti akan membahagiakanmu habis-habisan.

Aku lega kau menyampaikan semuanya langsung dari ucapanmu di depanku, bukan lewat lembar undangan yang datang tiba-tiba. Aku terkejut, namun sangat bahagia.

Kau sangat cantik sore itu, dan aku makin jatuh cinta.

::※※::
Oh, itu mungkin dusta terbesar yang pernah kuucapkan. Kecuali untuk hal yang terakhir.


 #NulisBarengAlumni
#Dusta